Sempatkah Anda membaca buku perihal biografi tokoh sastra Indonesia? Dunia literasi Indonesia di ramaikan oleh beberapa tokoh sastra yang mempunyai peran bermakna untuk perubahan kesusastraan dalam negeri. Satu diantara tokoh sastra yang bertindak aktif di kesastraan Indonesia ini adalah Taufiq Ismail.
Terdapat beberapa buku yang mengulas biografi tokoh sastra Indonesia Dalam artikel ini juga kita bakal membahas biografi tokoh sastra Indonesia yakni Taufiq Ismail. Tersebut disini biografi tokoh sastra Indonesia kita, Taufiq Ismail.
Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Harapan Taufiq
Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 25 Juni 1935. Ia adalah anak dari pasangan A. Gaffar Ismail serta Sitti Nur Muhammad Nur. Dunia literasi sudah disenanginya mulai sejak kecil lantaran Taufiq tumbuh dari keluarga yang suka membaca. Hal tersebutlah yang bikin Taufiq bercita-cita jadi seseorang sastrawan mulai sejak SMA.
Hasrat Taufiq untuk jadi sastrawan, membuatnya pilih masuk FKHP-UI Bogor saat kuliah. Mengapa Taufiq tak pilih jurusan sastra? Lantaran ketika itu Taufiq berasumsi bahwasanya jadi dokter hewan maupun pakar peternakan bakal menolong wujudkan cita-citanya jadi sastrawan. Taufiq memiliki gagasan untuk bangun usaha peternakan sesudah lulus. Walau nyatanya gagasannya itu tidak berhasil.
Taufiq yg tidak mengenyam pendidikan resmi di bagian sastra, selanjutnya memiliki kesempatan juga untuk mengenyam pendidikan kilat bahkan juga pendidikan itu ia bisa diluar negeri. Beliau memiliki kesempatan ikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS American Field Service Interntional School pada th. 1956-1957.
Diluar itu, beliau juga memiliki kesempatan ikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat pada th. 1971–1972 serta 1991–1992, juga belajar di Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir pada th. 1993. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Kesibukan Taufiq Ismail
Semasa kuliah Taufiq telah aktif berorganisasi, ia pernah jadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI pada th. 1960–1961. Lantas jadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa pada th. 1960–1962, serta juga aktif juga sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia.
Saat di Bogor, Taufiq pernah jadi guru di SKP Pamekar serta SMA Regina Pacis, serta jadi dosen di IPB. Meskipun Taufiq ketika itu sudah jadi pegawai negeri, namun idealismenya menggerakan hatinya.
Taufiq di tandatangani manifest kebudayaan berbarengan dengan budayawan serta sastrawan yang menentang komunisme. Sikapnya itu mengakibatkan beliau pada akhirnya dipecat juga sebagai dosen (pegawai negeri) pada th. 1964. Taufiq juga tidak berhasil meneruskan studinya ke Kampus Kentucky, Florida.
Walau bagaimanapun rasa cintanya pada dunia sastra tidak pernah surut. Ia menulis di beberapa media serta juga jadi wartawan. Tersebut disini sebagian kegiatan yang dikerjakan oleh Taufiq Ismail :
Jadi Kolumnis Harian KAMI pada th. 1966-1970.
Berbarengan sastrawan lain : Mochtar Lubis, Zaini, P. K. Oyong, serta Arief Budiman, Taufiq Ismail membangun Yayasan Indonesia.
Pengurus perpustakaan Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Pekalongan pada th. 1954-1956.
Sekretaris PII Cabang Pekalongan.
Pendiri sekalian jadi pemimpin Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Pendiri Taman Ismail Marzuki (TIM).
Penanggung Jawab Direktur Taman Ismail Marzuki.
Rektor LPKJ pada th. 1968–1978.
Pendiri Instansi Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) pada th. 1968.
Ketua Instansi Kesenian Alam Minangkabau pada 1984-1986.
Aktif di AFS Indonesia mulai sejak 1958 serta jadi penerima beasiswa FS International School.
Ketua Dewan Pembina Tubuh Pembina Yayasan Bina Antarbudaya pada th. 1985, yakni yayasan penyelenggara pertukaran pelajar antar bangsa yang sudah berdiri mulai sejak 1957.
Th. 1974–1976 dipilih juga sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York.
Manajer Jalinan Luar PT Unilever Indonesia pada th. 1978-1990.
Anggota Tubuh Pertimbangan Bhs, Pusat Bhs serta konsultan Balai Pustaka.
Satu diantara pendiri majalah sastra Horison pada th. 1966.
Pemimpin Majalah Horison hingga saat ini.
Aktif juga sebagai redaktur senior majalah Horison. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Karya Taufiq Ismail
Taufiq Ismail adalah sastrawan produktif yang sudah membuahkan banyak karya, dari mulai esai sastra, cerpen, puisi, karya terjemahan serta karya yang lain.
Karya sastra yang di ciptakan Taufiq salah satunya :
Tirani (Birpen KAMMI Pusat, 1966)
Buku Tamu Musium Perjuangan (DKJ, 1972)
Sajak Ladang Jagung (Pustaka Jaya, 1974)
Kenalkan, Gw Hewan (Aries Lima, 1976)
Puisi-puisi Langit (Yayasan Ananda, 1990)
Prahara Budaya : Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk (Mizan, 1995)
Saat Kata Saat Warna (Yayasan Ananda, 1995)
Seulawah A-Antologi Sastra Aceh (Yayasan Nusantara dan
Pemerintah Daerah Spesial Istimewa Aceh, 1995)
Malu (Saya) Jadi Orang Indonesia (Yayasan Ananda, 1998)
Dari Fansuri ke Handayani (Horison Kakilangit- Ford Foundation, 2001)
Horison Sastra Indonesia, yang meliputi empat jilid yakni Kitab Puisi, Kitab Narasi Pendek, Kitab Nukilan Novel, Kitab Drama (Horison Kakilangit- Ford Foundation, 2002.
Kepiawaiannya membuat puisi, bikin puisi-puisi Taufiq banyak jadikan lirik lagu seperti oleh Himpunan Musik Bimbo yang digawangi oleh Samsudin Hardjakusumah. KemudianTaufiq sempat juga menulis lirik lagu untuk Almarhum Chrisye, Ucok Harahap serta juga Ahmad Albar.
Tidak cuma membuat puisi, Taufiq juga kerap membacakan puisi di depan umum. Bahkan juga apresiasinya itu sudah tiba ke luar negeri. Ia sering kali membaca puisi di beberapa festival, baik di Asia, Australia, Eropa, Amerika bahkan juga hingga ke Afrika. Pengalamannya membacakan puisi di Afrika berlangsung pada th. 1993.
Waktu itu ia membacakan puisi tentang Tuan Guru serta Syekh Yusuf yang disebut pejuang kemerdekaan yang dibuang VOC ke Afrika Selatan tiga era waktu lalu di tiga tempat tidak sama di Cape Town. Satu tahun lalu, Taufiq juga membacakan puisi perihal tokoh histori yakni Laksamana Ceng Ho di suatu mesjid yang terdapat di lokasi kelahiran penjelajah samudera itu di Yunan, RRC.
Puisi-puisi Taufiq juga sudah ditranslate ke beragam bhs, seperti bhs Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Jerman, Perancis, Cina serta Rusia. Bahkan juga antologi puisinya yang berjudul Rendez-Vous sudah ditranslate ke bhs Rusia serta diterbitkan di negara itu. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Penghargaan yang Dicapai
Terdapat beberapa buku yang mengulas biografi tokoh sastra Indonesia Dalam artikel ini juga kita bakal membahas biografi tokoh sastra Indonesia yakni Taufiq Ismail. Tersebut disini biografi tokoh sastra Indonesia kita, Taufiq Ismail.
Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Harapan Taufiq
Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tanggal 25 Juni 1935. Ia adalah anak dari pasangan A. Gaffar Ismail serta Sitti Nur Muhammad Nur. Dunia literasi sudah disenanginya mulai sejak kecil lantaran Taufiq tumbuh dari keluarga yang suka membaca. Hal tersebutlah yang bikin Taufiq bercita-cita jadi seseorang sastrawan mulai sejak SMA.
Hasrat Taufiq untuk jadi sastrawan, membuatnya pilih masuk FKHP-UI Bogor saat kuliah. Mengapa Taufiq tak pilih jurusan sastra? Lantaran ketika itu Taufiq berasumsi bahwasanya jadi dokter hewan maupun pakar peternakan bakal menolong wujudkan cita-citanya jadi sastrawan. Taufiq memiliki gagasan untuk bangun usaha peternakan sesudah lulus. Walau nyatanya gagasannya itu tidak berhasil.
Taufiq yg tidak mengenyam pendidikan resmi di bagian sastra, selanjutnya memiliki kesempatan juga untuk mengenyam pendidikan kilat bahkan juga pendidikan itu ia bisa diluar negeri. Beliau memiliki kesempatan ikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS American Field Service Interntional School pada th. 1956-1957.
Diluar itu, beliau juga memiliki kesempatan ikuti International Writing Program di University of Iowa, Iowa City, Amerika Serikat pada th. 1971–1972 serta 1991–1992, juga belajar di Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir pada th. 1993. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Kesibukan Taufiq Ismail
Semasa kuliah Taufiq telah aktif berorganisasi, ia pernah jadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI pada th. 1960–1961. Lantas jadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa pada th. 1960–1962, serta juga aktif juga sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia.
Saat di Bogor, Taufiq pernah jadi guru di SKP Pamekar serta SMA Regina Pacis, serta jadi dosen di IPB. Meskipun Taufiq ketika itu sudah jadi pegawai negeri, namun idealismenya menggerakan hatinya.
Taufiq di tandatangani manifest kebudayaan berbarengan dengan budayawan serta sastrawan yang menentang komunisme. Sikapnya itu mengakibatkan beliau pada akhirnya dipecat juga sebagai dosen (pegawai negeri) pada th. 1964. Taufiq juga tidak berhasil meneruskan studinya ke Kampus Kentucky, Florida.
Walau bagaimanapun rasa cintanya pada dunia sastra tidak pernah surut. Ia menulis di beberapa media serta juga jadi wartawan. Tersebut disini sebagian kegiatan yang dikerjakan oleh Taufiq Ismail :
Jadi Kolumnis Harian KAMI pada th. 1966-1970.
Berbarengan sastrawan lain : Mochtar Lubis, Zaini, P. K. Oyong, serta Arief Budiman, Taufiq Ismail membangun Yayasan Indonesia.
Pengurus perpustakaan Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Pekalongan pada th. 1954-1956.
Sekretaris PII Cabang Pekalongan.
Pendiri sekalian jadi pemimpin Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Pendiri Taman Ismail Marzuki (TIM).
Penanggung Jawab Direktur Taman Ismail Marzuki.
Rektor LPKJ pada th. 1968–1978.
Pendiri Instansi Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) pada th. 1968.
Ketua Instansi Kesenian Alam Minangkabau pada 1984-1986.
Aktif di AFS Indonesia mulai sejak 1958 serta jadi penerima beasiswa FS International School.
Ketua Dewan Pembina Tubuh Pembina Yayasan Bina Antarbudaya pada th. 1985, yakni yayasan penyelenggara pertukaran pelajar antar bangsa yang sudah berdiri mulai sejak 1957.
Th. 1974–1976 dipilih juga sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS International, New York.
Manajer Jalinan Luar PT Unilever Indonesia pada th. 1978-1990.
Anggota Tubuh Pertimbangan Bhs, Pusat Bhs serta konsultan Balai Pustaka.
Satu diantara pendiri majalah sastra Horison pada th. 1966.
Pemimpin Majalah Horison hingga saat ini.
Aktif juga sebagai redaktur senior majalah Horison. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Karya Taufiq Ismail
Taufiq Ismail adalah sastrawan produktif yang sudah membuahkan banyak karya, dari mulai esai sastra, cerpen, puisi, karya terjemahan serta karya yang lain.
Karya sastra yang di ciptakan Taufiq salah satunya :
Tirani (Birpen KAMMI Pusat, 1966)
Buku Tamu Musium Perjuangan (DKJ, 1972)
Sajak Ladang Jagung (Pustaka Jaya, 1974)
Kenalkan, Gw Hewan (Aries Lima, 1976)
Puisi-puisi Langit (Yayasan Ananda, 1990)
Prahara Budaya : Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk (Mizan, 1995)
Saat Kata Saat Warna (Yayasan Ananda, 1995)
Seulawah A-Antologi Sastra Aceh (Yayasan Nusantara dan
Pemerintah Daerah Spesial Istimewa Aceh, 1995)
Malu (Saya) Jadi Orang Indonesia (Yayasan Ananda, 1998)
Dari Fansuri ke Handayani (Horison Kakilangit- Ford Foundation, 2001)
Horison Sastra Indonesia, yang meliputi empat jilid yakni Kitab Puisi, Kitab Narasi Pendek, Kitab Nukilan Novel, Kitab Drama (Horison Kakilangit- Ford Foundation, 2002.
Kepiawaiannya membuat puisi, bikin puisi-puisi Taufiq banyak jadikan lirik lagu seperti oleh Himpunan Musik Bimbo yang digawangi oleh Samsudin Hardjakusumah. KemudianTaufiq sempat juga menulis lirik lagu untuk Almarhum Chrisye, Ucok Harahap serta juga Ahmad Albar.
Tidak cuma membuat puisi, Taufiq juga kerap membacakan puisi di depan umum. Bahkan juga apresiasinya itu sudah tiba ke luar negeri. Ia sering kali membaca puisi di beberapa festival, baik di Asia, Australia, Eropa, Amerika bahkan juga hingga ke Afrika. Pengalamannya membacakan puisi di Afrika berlangsung pada th. 1993.
Waktu itu ia membacakan puisi tentang Tuan Guru serta Syekh Yusuf yang disebut pejuang kemerdekaan yang dibuang VOC ke Afrika Selatan tiga era waktu lalu di tiga tempat tidak sama di Cape Town. Satu tahun lalu, Taufiq juga membacakan puisi perihal tokoh histori yakni Laksamana Ceng Ho di suatu mesjid yang terdapat di lokasi kelahiran penjelajah samudera itu di Yunan, RRC.
Puisi-puisi Taufiq juga sudah ditranslate ke beragam bhs, seperti bhs Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Jerman, Perancis, Cina serta Rusia. Bahkan juga antologi puisinya yang berjudul Rendez-Vous sudah ditranslate ke bhs Rusia serta diterbitkan di negara itu. Biografi Tokoh Sastra Indonesia - Penghargaan yang Dicapai